Minggu, 14 November 2010

Analisa Goblok Saya Tentang BBM

Kenapa judulnya analisa goblok, karena saya cuman rakyat biasa yang nggak tahu hal-hal njelimet, bisa bikin post ini aja karena saya baca analisa-analisa di koran, jadi kalau di ibaratkan: Nyomot pikiran orang sana sini .

Seperti sudah di ketahui, pemerintah Indonesia dengan sukses menaikkan harga BBM, konyolnya: alasan pemerintah saat ini gak jauh beda dengan alasan jaman orde baru dulu: Harga BBM dunia naik, nggak ada option lain dan yang menikmati subsidi orang-orang kaya aja. Lha...kalau emang dari dulu sampe sekarang orang-orang kaya aja yang nikmati, kenapa tidak ada perubahan, bikin kek pembatasan penggunaan BBM atau berikan batasan pembeliaan BBM bersubsidi pada orang-orang kaya itu. Lagipula, jumlah orang kaya di Indonesia itu lebih sedikit daripada jumlah orang miskin di Indonesia, jadi begitu BBM naik, sudah pasti yang paling terkena dampaknya ya si miskin.

Pemberian BLT, hmm..terus terang ini bukan smart way untuk mengatasi kesulitan hidup rakyat. Mestinya pemerintah bisa memberikan lapangan pekerjaan buat mereka, ketimbang bagi-bagi uang cash. Yang konyol, pemerintah menaikkan bbm kalau BLT sudah siap. Faktanya, BLT baru dibagikan di beberapa kota saja, lha masyarakat miskin di kota yang belum siap dibagikan BLTnya gimana? Ngutang dulu? Nggak kebagian? Owalah pak...itu tho definisi sudah siap menurut anda. Datanya pun di ambil dari data tahun 2005, yang jelas-jelas ada penyimpangan. Lalu, buat mereka yang tidak tercatat dari tahun 2005 bagaimana nasibnya? Kemudian mereka yang jadi miskin semenjak kenaikan BBM di tahun 2005 bagaimana? Nah..kenapa ada orang yang sudah  meninggal masih dapat BLT juga? Duh...siapkan dulu data yang bener baru dikasih kenapa seh....nggak usah buru-buru gitu.

Pemerintah berdalih bahwa mereka menyelamatkan APBN, hello....tahun 2005 setelah BBM dinaikkan (untuk menyelamatkan APBN juga), gaji anggota DPR dinaikkan menjadi angka-angka yang fantastis, begitu pula gaji-gaji para pejabat negara yang lain (baca kompas kemaren). Lha ya gimana...orang APBN itu pos terbesarnya adalah biaya gaji pegawai negeri, halah..coba pos pendidikannya yang digedein, saya pasti rela bayar pajak dan BBM naik. Lha kalau bbm naik cuman buat bayar anggota DPR yang lagi tidur kalau rapat atau buat nebelin dompet mereka buat bayar jablai kayak anggota DPR yang satu ini, ya ampun aja dekh.

SBY mengorbankan popularitasnya dengan menaikkan BBM? hmmmm....ya iyalah, para mahasiswa, orang-orang seperti saya pasti akan berpikir dalam-dalam kalau mau nyoblos beliau (lagi), walaupun harus di akui, untuk urusan memberantas korupsi, dia cukup baik. Tapi buat rakyat miskin itu: SBY adalah penyelamat, presiden yang membagi-bagi uang buat mereka. Terlihat bagus bukan? Mungkin yang ada di pikiran mereka: "Aku mau coblos pak SBY aja dekh, biar dikasih uang 100 ribu tiap bulan". Hwalah....

Saran saya: benahi dulu alat transportasi massal, jadi orang nggak akan naik kendaraan pribadi. Batasi juga penggunaan bensin bersubsidi untuk kendaraan pribadi, jadi besok-besok nggak bisa pake alasan subsidi orang kaya kalau mau naikkin bensin lagi. Pengelolaan BBM juga jangan asing dong, pemerintah sebelumnya sudah berencana menstop kerjasama dengan Exxon di blok Cepu, ehh kok pemerintah ini malah ngelanjutin. Please dekh..yang nikmati untungnya kan bukan rakyat Indonesia. Hwa capek dekh....

Momen kenaikkan BBM ini adalah momen yang tepat, rakyat di buat menunggu-nunggu beberapa minggu (dan harga pun melonjak pelan-pelan), kemudian harga di naikkan (dan hargapun melonjak), tepat dengan momen kenaikkan kelas, saat para orang tua memikirkan biaya pendidikan yang sudah  semakin mahal. Senjatanya ya cuman satu: "PASRAH"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar